Saya membaca puisi tentang proses belajar anak-anak ini dari buku Jalaludin Rahmat (Kang Jalal) yang best seller dan sudah jadi buku klasik ilmu komunikasi ; Psikologi Komunikasi. Kemudian, dalam satu acara TV, artis Neno Warisman membacakannya dengan indah dan syahdu. Tak ada salahnya, saya nukilkan di sini, dan mudah-mudahan bisa jadi inspirasi bagi para orangtua dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya.
Jika anak dibesarkan dengan celaan,
ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian,
ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan,
ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
(Dorothy Law Nolte)
nuhun ah kang diemutan
nuhun ah kang diemutan. irha ka tasik dai?